....WELCOME TO IKAKUIKI BLOG..... MARI KITA JAGA KEBUDAYAAN KITA !

UPACARA PANGGIH PENGANTIN

| |



-Upacara Panggih-

Upacara Panggih ini dilaksanakan di Bangsal Kencono. Upacara Panggih termasuk melempar sirih atau balang-balangan suruh, memecah telor (dilaksanakn oleh mempelai pria) dan mencuci kaki (mempelai wanita mencuci kaki mempelai pria sebagai wujud pengabdian seorang istri kepada suami).

Upacara selanjutnya yaitu Upacara Pondhongan yang kali ini dilaksanakan secara simbolis oleh kedua mempelai. Upacara ini dilaksanakan apabila pengantin puterinya adalah keturunan Sultan yang memiliki kedudukan lebih tinggi secara adat (tingkat kebangsawanan) sedangkan pengantin putera berasal dari pihak luar kerabat ataupun seorang yang mendapat triman (jika calon pasangan pengantin puteri dinilai berjasa terhadap kerajaan)

Yang tidak ketinggalan untuk ditampilkan yaitu sebuah hiburan Tarian Edan-Edanan yang berfungsi sebagai tolak bala atau pengalih perhatian agar jika ada yang bermasuk jahat, maka tidak jadi melaksanakan niatnya. Disini abdi dalem yang menarikan menggunakan riasan seperti badut dan ditarikan oleh dua orang. Satu laki-laki dengan membawa kuda lumping dan penari wanita membawa bakul yang digendong dan berisi padi.



-Tompo Koyo-

Prosesi Tompo Koyo ini melambangakan pemberian nafkah dari suami kepada istri yang dilaksanakan di Bangsal Purworukmi dimana ada prosesi Kacar-Kucur dari mempelai pria kepada mempelai wanita. Pada prosesi ini ditumpahkannya “ubo rampe” kacar kucur yang diterima oleh sang istri, lalu dibungkus secara rapi dan untuk sementara dititipkan dahulu kepada ibunda, GKR Hemas.

Sementara ubo rampe di kacar-kucur ini ada kacang-kacangan, biji-bijian terbaik yang bisa tumbuh, uang logam atau receh, bunga-bunga sebagai lambang bahwa nafkah yang diberikan kepada sang istri adalah nafkah yang halal dan juga Dlingo Bengle sebagi ubo rampe untuk tolak bala.



-Dhahar Klimah-

Dinamakan Dhahar Klimah karena peristiwa makan yang pertama kali setelah membangun bahtera rumah tangga. Istilah lain ada yang menyebutkan juga Dhahar Walimah.

Didampingi oleh GKR Hemas prosesi dhahar klimah dilaksanakan di Bangsal Kasatriyan. Pada prosesi ini GKR Hemas, ibunda dari GKR Maduretno yang membuat kepalan-kepalan nasi kuning sebanyak 3 kepalan. Sementara lauk yang utama adalah hati ayam yang dimasak PINDANG AYAM ATI ANTEP (dengan pengharapan hati kedua mempelai akan mantap untuk mengarungi bahtera kehidupan pernikahan bersama). Konon masakan ini dimasak dengan api kesabaran dengan bumbu katresnan (cinta) dan kesetiaan…

Prosesi selanjutnya yaitu Dulang-Dulangan dimana kedua mempelai saling menyuapi satu sama lain dan selanjutnya makan sendiri-sendiri… setelah itu minum juga sendiri-sendiri dunk…

Nah… selesai sedah seluruh prosesi upacara panggih, tompo koyo dan dhahar klimah… Selanjutnya prosesi Walimahan atau Resepsi yang akan dilaksanakan nanti malam (May 9, 2008, 7PM) di Bangsal Kencono…

Tenang… nanti akan daku hadirkan di postingan berikutnya… masih di edisi Prosesi Pernikahan Agung Kraton Ngayogyakarta Putri ke-3 Ngarso Dalem…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar